Menerima Naskah opini, artikel, dan liputan untuk ditampilkan di website ini. Kirim ke wilopang.humanika@blogger.com. Redaksi tidak menyediakan honor, tulisan bersifat partisipatif dan sukarela

BTemplates.com

Senin, 29 Agustus 2016

Mengapa Korupsi di Indonesia Susah diberantas ?


Pak Boed Saja
Jika saja jarum waktu mampu kita putar di tahun 80-an, mungkin saja untuk memberantas korupsi lebih gampang. Tahun tahun sekitar itu merupakan tahun-tahun yang romantis untuk bertumbuhnya akal sehat dan nalar yang logis. Tahun dimana rakyat Indonesia belum disuntik dengan paradigma konsumerisme. Sebuah pengrusakan akal sehat dan harapan rakyat yang dilambungkan sedemikian rupa setinggi-tingginya dan untuk kemudian dihempaskan begitu rupa kebumi manakala target eksploitasi pundi-pundi sumberdaya tidak efektif. 

Era ekonomi informasi yang ditandai dengan hadirnya media komunikasi maya menghadirkan seonggok harapan, keinginan, dan kebutuhan. Sudah tidak bisa lagi bicara receh. Recehnya rakyat kecil tidak lagi mampu memenuhi barang-barang dan fasilitas yang ditawarkan dengan sangat menarik oleh pemilik modal. Smartphone, smart televisi, smart laptop. Apa sih sekarang yang nggak ngaku smart ? Dan yang smart-smart ini harus ditebus dengan uang yang tidak sedikit. Bisa jadi rakyat hutang menggadaikan tanah untuk beli smartphone. Yang punya jabatan tentunya menggadaikan integritasnya dengan menghianati rakyat demi untuk mendapatkan sebuah alat tukar pembayaran. Sebuah perpaduan sempurna antara tragedi dan dan komedi. Itu baru sekedar benda. Kenyataanya yang non kebendaan tebusanya jauh lebih mahal. 

Hadirnya internet yang membangun koneksi tanpa batas (borderless), no barrier, menjadikan seolah-olah otak dan pikiran selalu dijejali dengan keinginan ini dan itu. Sehingga seberapapun uang, sejuta, seratus juta, semilyar atau setrilliun sekalipun dalam konteks hari ini boleh dikatakan tidak akan mampu memenuhi segala kerakusan duniawi akan barang-barang konsumsi. Keinginan memperoleh produk jasa tersier yang sangat jauh dari fungsi dan kemanfaatan dan lebih pada prestise menjadikan rakyat begitu panjang angan-angan. 
Itulah sebabnya korupsi menjadi sedemikan kokoh bercokol dalam ruang bernegara kita, dan menjadi sebuah monster absurd yang akan memakan apapun karena kerakusan demi memenui harapan, keinginan yang sudah sedemikian overdosis disuntikan oleh teknologi informasi. 

Jumat, 26 Agustus 2016

Demokrasi yang Kering Kerontang

Oleh Yudi Latif


Saudaraku, sudah cukup lama demokrasi berlangsung di tempat kita, tentang kita, namun tanpa kita.
Kata demokrasi jadi mantra suci yang terus diwiridkan, tapi rakyat kebanyakan sebagai sang demos terus dipinggirkan. Kenyataan sesungguhnya bukanlah demokrasi bagi rakyat, melainkan rakyat diperuntukkan bagi demokrasi.
Ada banyak sebab para pemimpim berkhianat. Politik pemerintahan boleh jadi diperbudak kekuatan adidaya hingga negara tak mampu mengambil kebijakan secara leluasa untuk mengelola urusan sendiri.
Tingginya biaya politik bisa juga membuat pemimpin terpilih lebih melayani kepentingan pemodal, dengan mengorbankan kepentingan umum.
Tekanan pada popularitas, ketimbang kualitas, melahirkan pemimpin yang miskin visi dan kompetensi. Masalah ditutupi dengan manipulasi pencitraan, bukan dengan jawaban nyata.
Kesulitan, ketidakmelekan dan kejenuhan rakyat berpolitik membuat partisipasi demokrasi berhenti di bilik pencoblosan. Setelah itu, para pemimpin dibiarkan bertindak sesuka hati tanpa pengawasan.
Politik adalah dimensi manusia secara keseluruhan. Bila pemimpin terpilih masih melayani kepentingan (karier) pribadi ketimbang kepentingan umum, maka sesungguhnya mereka adalah pembunuh dara dingin yg tega menikam jiwa politik. Tak ada musuh bersama yang lebih buruk dari itu.
Bagi para pengkhianat publik dan republik hanya ada satu kata: lawan!

Rabu, 24 Agustus 2016

Bensin Premium tidak lagi di Jual ditingkat pengecer


Bagi para pemotor yang biasanya membeli premium (RON 88) yang harganya murah, kini harus sedikit kecewa karena RON 88 tidak lagi diperjualbelikan di tingkat pengecer. Sebagai gantinya adalah bensin pertalite (RON 90) yang sedikit lebih mahal, yang warnanya biru. Dalam hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah berhasil menyediakan bensin dengan kualitas yang lebih baik bagi masyarakat. Yang sebelumnya oktan numbernya 88 kemudian sekarang udah meningkat jadi 90. hehehe. Prestasi ini tentunya harus diapresiasi dan disambut dengan baik. Memang perubahan itu keharusan. Sedikit apapun pokoknya berubah.

Bagi para pemotor yang biasanya beli ngecer seliter dua liter tentu wajib bersyukur, karena bensin yg dibeli adalah bensin RON 90 yang lebih gaul dan cool.

Senin, 22 Agustus 2016

Benarkah Kemiskinan di Indonesia Menurun ?

Kenapa Kemiskinan ? kenapa tidak ada seninkinan atau setukinan ? Jika di otak atik memang jadinya sangat gathuk. Ternyata benar adanya bahwa kemiskinan di Indonesia menurun. Maksudnya menurun dari orang tuanya ke anaknya. 

Jika kemudian dijalanan terlihat banyak orang berkelahi berebut sesuap nasi, tidak bisa serta merta menuduh mereka biang onar. Boleh jadi karena memang sempitnya lapangan kerja. Jika banyak anak muda yang terperangkap kelompok ekstrim berjibaku dengan berbagai konflik di Timur tengah, bisa jadi karena pencaharian di Indonesia kurang memadai, sementara bayi-bayi mereka butuh gizi yang baik. 

Untuk mendapatkan hikmah tidaklah perlu jauh-jauh pergi ke eropa atau amerika atau bahkan antartika. Disekitar tempat tinggal kita yang begitu dekat ini sebuah pembelajaran dan hikmah sangat mudah di dapat. Tanpa kita sadari di sekeliling kita begitu banyak masyarakat pribumi yang terpaksa terlempar dari hedonisme dan glamournya dunia. Mereka tersungkur di pojok-pojok peradaban bangsa sendiri dalam ruang-ruang pengap dan gelap. Dan lagi-lagi yang menjadi korban adalah bayi-bayi yang umurnya saja belum genap 1 tahun. Bayi yang seharusnya mendapat cukup oksigen dan udara bersih harus menerima apa adanya dengan segala keterbatasan. Berjibaku dengan kebisingan, polusi atau tempat tinggal yang tidaklah layak. Usia emas yang seharusnya mendapat cukup gizi dan nutrisi harus menerima apa adanya keadaan ada. 

Sementara penguasa hanya asyik dalam strategi politik kekuasaan. Rumah-rumah singgah yang diharapkan menjadi malaikat penolong pun kadang justru menjadikan anak singgah sebagai komoditi dan obyek eksploitasi. Tidakkah terpikir untuk melakukan search and rescue generasi penerus ini dengan upaya-upaya yang lebih baik. Ayo mari selamatkan balita-balita di Indonesia. Mereka generasi penerus kita. Jangan biarkan dalam keterbelakangan, kebodohan, dan kkurang gizi. 

Selasa, 16 Agustus 2016

Inilah Beberapa Kata Yang Jika Salah Ucap Bisa Konyol

Kekonyolan adalah bagian hidup negeri ini. Semacam way of life begitulah. Hidup jadi lebih hidup dengan kekonyolan. Gajah mati meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belang, orang Indonesia mati dengan dua peninggalan, prestasi atau kekonyolan. Jika tidak bisa bikin prestasi bikinlah kekonyolan. Setidaknya dari situ bisa jadi pelawak.

Berikut ini adalah beberapa kata yang sering diucapkan salah dan menimbulkan kekonyolan dan sekaligus kegaduhan.


1. Cleaning service jadi keliling service

Cleaning service merupakan profesi sejuta umat. Kalau disurvey cak lontong mungkin dari 100 orang pemuda 80 orang diantaranya berprofesi sebagai cleaning service. Saking merakyatnya profesi ini hingga orang tua dan simbah simbah pun tau. Hanya mereka sering salah ucap. Mau ngomong cleaning service jadi keliling service. Dua kata yang memiliki makna jauh berbeda. 

2. Modifikasi jadi bodifikasi

Inilah jika anak gaul yang sok cinta otomotof terlalu gaul. Maunya kekinian tapi salah ucap. Mau ngomong modifikasi jadi bodifikasi. Ini nyata. Kalau ada orang   ngucapin ini jadi sedih. Tapi juga mau ngakak. Sedihnya kok dijaman ini masih ada orang yang sekonyol ini. Tapi juga mau ngakak. Ditengah gelombang modernitas ini setidaknya dia sudah berusaha mengimbanginya meskipun salah ucap. Modifikasi jadi bodifikasi. 

3. Partisipasi jadi partisisapi

Nah ini juga sering banget. Slip of tounge. Kesleo lidah. Tapi kalau kesleo lidah jangan di conte*pin, atau hans*plast. Nanti bukanya sembuh, pedes udah pasti iya.

4.  Mubazir jadi Mudakir

Ini kata serapan sempurna dari bahasa arab. Dua duanya bahasa arab. Artinya juga bagus semua. Hanya makna dan penerapan dalam kalimat berbeda. Mubazir untuk istilah terbuang sia-sia, sedangkan mudakir lebih ke nama orang.


Minggu, 14 Agustus 2016

Mengapa Orang China di Indonesia Kelihatan Makmur dan Riang Gembira

Kali ini saya akan membagikan sebuah rahasia dari orang China yang baru ataupun yang sudah menetap lama di Indonesia sebagai WNI. 

Jika kita mengamati detail tentang kejanggalan yang mungkin saja menjadi tanda tanya besar kita semua. Mengapa Orang China di Indonesia Kelihatan Makmur dan riang gembira? Padahal usaha mereka biasa saja, tidak terlalu berlebihan. Berjualan kelontong, buka toko, dan sebagian buka jasa ini dan itu. 


Orang China itu orang yang hemat, teliti dan dan cermat. Dalam beberapa keadaan mereka akan kelihatan kikir, pelit, methakil, dan seolah tidak mau disentuh dan diganggu oleh apapun. Untuk apa itu semua dilakukan ? Itu semua dilakukan supaya mereka bisa menabung, sedikit demi sedikit satu gelo demi satu gelo (gelo adalah satuan mata uang-red) hingga akhirnya mereka tidak lagi harus bekerja. Karena uang yang mereka kumpulkan setengah mampus pada akhirnya bisa dikaryakan. Uang bekerja untuk mencari uang. Caranya seperti apa ? Salah satunya adalah di tabung di bank dalam bentuk deposito. Bisa dihitung dengan gampang sekali setiap 1 Milyard rupiah akan menghasilkan bunga deposito 7 juta rupiah per bulan. 


Sehingga jangan terlalu heran dengan kelakuan orang China di Indonesia yang aneh. Punya warung atau toko yang tidak teralu ramai pengunjung tapi bisa haha hehe haha hehe sepanjang hari. Pagi tokonya dibuka sampai sore harinya tidak ada yang beli tetap nyantai saja. Mengapa ? Ya karena mereka sudah punya karyawan setia yaitu Uang. Uang yang bekerja untuk mencari uang. Dan jika kita amati lagi, barang dagangan yang ada di tokonyaadalah benda-benda yang awet, misalnya besi, triplek, kayu dan plastik. Semua benda yang butuh ribuan tahun untuk rusak. Seperti plastik yang kita buang ditanah misalnya, harus perlu waktu 5000 tahun untuk menjadi tanah kembali. 

Inilah salah satu kebiasaan dan tabiat baik dari orang china yang bisa di contoh.

Kamis, 11 Agustus 2016

Hutang Kita


Beberapa hari ini aku memang tidak bikin status di FB. Bukan apa-apa, karena hanya tidak tau harus nyetatus apa. Kayaknya semua rakyat fb udah pada cerdas n pinter semua. Namun demikian demi keafdolan sebagai pengguna fb kali ini saya akan melempar sebuah isu tentang membengkaknya hutang luar negeri.

Begini ...

Hutang kita hari ini hampir 5000 Trilliun. kalo ditulis dalam angka seperti ini 5.000.000.000.000.000,- Sumber hutang dberasal dari lembaga keuangan internasional seperti Asian Development Bank (ADB), Bank Dunia (world Bank) dan juga konsorsium negara maju baik bersama maupun atas nama negara tersebut. Seperti contoh Jerman, Perancis, Jepang dan negara seperti Korea Selatan, China, Amerika Serikat (AS), Australia, Spanyol, Rusia, Inggris. Kalo di total semuanya hampir 5000 Trilliun. Mungkin lebih. Mungkin bisa dikonfirmasi ke orang-orang yang berwenang.

Hutang ini harus diangsur setiap bulan dan sekalian ama bunganya. Gak tau dulunya kenpa kok istilah bunga ini jadi merakyat. Jadi APBN kita sebagian (entah kecil apa besar) digunakan untuk nyicil hutang. Kalo hutang dikampung masih mending, kalo ada yg nagih tinggal sembunyi di bawah dipan. Pasti g ketemu. Lah ini yg pinjam negara, kalo udah jatuh tempo ya mau lari kemana? Boro-boro lari, sembunyi aja ga bisa. Ya jelaslah hutang g to g (goverment to goverment) amat beda dengan hutang di kampung. Masa mau disamakan. Ya g bisa. Hutang di kampung atas nama pribadi beda dg hutang negara atas nama rakyat.

Minggu, 07 Agustus 2016

Beban Untuk Rakyat

Pada akhirnya rakyatlah yang harus membayar utang negara 4000 Triliun. Cara rakyat dalam mencicil utang bisa dilakukan dg banyak cara. Istilahnya itu 1001 cara. Diantaranya ; 1) membayar over margin Tarif Dasar Listrik. 2)Membayar BBM jauh lebih mahal dari harga mekanisme pasar. 3) Mendesain Pajak Penghasilan lebih progresif. 4) Pemberlakuan PPN untuk semua kegiatan usaha dalam berbagai skala dan varian. 5). Komersialisasi semua BUMN sektor publik dengan maksimalisasi profit. 6). Memangkas semua pengeluaran dibidang pendidikan dengan penghapusan subsidi pendidikan, bantuan beasiswa, 7) Maksimalisasi partisipasi masyarakat dengan model subsdi silang melalui sosial safety net eank bernama BPJS. 8) Penghapusan kenaikan reguler gaji PNS eank biasanya 6% diganti dg isu THR (kaya di pabrik aja). 9). Optimalisasi target pemasukan pajak daerah sebagai upaya mengurangi beban negara dalam distribusi pendapatan (Tapi akibatnya banyak pelaku usaha yg minim kontribusi pajaknya harus minggir contoh pedagang kaki lima. 10) Membuka selebar-lebarnya investasi asing dengan mempermudah berbagai perijinan terutama sektor kehutanan dan ekstraktif. Harapanya pemasukan dari PPh semakin besar. Meskipun rakyat yg harus menanggung bledug nya.

Rumah Tangga Bangsa



Negara identik dengan rumah tangga. Yang membedakan skalanya. Ketika ingin bahtera itu tetap berjalan maka harus ada mesin dan bahan bakar yg memadai. Negara sebetulnya bisa mendayagunakan dan mengelola sumber sumber ekonomis yg dimiliki. Contoh negara punya minyak, negara punya teritorial, negara punya tambang, negara punya sumber energi, negara punya jutaan angkatan kerja produktif, negara punya laut, dan masih banyak lagi. Semuanya bisa dikelola dan dijual. Hasil keuntunganya bisa digunakan untuk bangun ribuan kilometer jalan, bangun gedung sekolah yg modern, bangun fasilitas kesehatan. Uangnya dari hasil mengelola sumberdaya alam dan SDM yg dimiliki. Bukan nggede-gedein utang. Apalagi secara brutal dan ngawur mencetak uang. Jika semua sumberdaya itu dikelola secara benar maka semua kebutuhan rakyatnya bisa digratiskan. Berobat gratis, sekolah gratis, Listrik gratis, BBM murah, dll. Kalo seperti itu kan kelihatan indah. Bukan malah semua harga naik kaya roket.

Padat Karya


Konsep padat karya yang membingungkan. Pemerintah pusat meminta pemerintah desa mendayagunakan masyarakat penganggur agar ikut dalam kegiatan padat karya dengan menggunakan dana desa yg digulirkan. Padat karya sendiri merupakan kegiatan pembuatan fasilitas umum macam jembatan, talud, gorong-gorong yg pengerjaanya melibatkan rakyat. Ini sudah sering di lakukan pada jaman pak Harto. Tapi masa sih kita kembali ke jamannya Pak Harto yg waktu itu memang belum begitu lama merdeka dan terbebas dari penjajah kolonial Belanda? Jika padat karya itu merupakan konsep semi charity mengapa tidak dibagikan cash money saja ke rakyat. Efektifitas padat karya pun juga sangat dipertanyakan. Semisal mau pengerasan jalan volume 500 meter persegi saja, sedang tenaga padat karya yg tersedia 200 orang ya apa waktu ngurug jalannya harus pake sendok makan agar semua orang kebagian jatah kerja. 

Baik beginu....
Padat karya seharusnya sejalan dengan dinamika dan perkembangan global. Kita tiap hari berbusa-busa ngomongin free trade area, MEA, AFTA, dan masih banyak lagi yg aneh-aneh. Dan kemudian tiba-tiba padat karya ala Pak Harto. Njomplang. Seharusnya padat karya diarahkan untuk mengkriet hasil-hasil produksi yg punya selling value dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tidak hanya lokal tapi juga luar negeri sehingga ada devisa masuk. Oleh karena itu desa-desa diarahkan untuk memaksimalkan semua potensi yg dimiliki untuk membuat BUMDes (sesuai dengan UU Desa yg sudah di syahkan). BUMDes inilah yg akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak dan inilah yg disebut dengan padat karya modern.

Serba Rusuh

Sekarang itu serba rusuh. Bahkan makanan saja menjadi pembunuh jika tidak teliti. Pencampuran dg bahan berbahaya dan treatmen makanan yg tdk sehat makin merajalela. Ini terutama dilakukan pedagang makanan. Oleh karenanya berhati hatilah ketika beli makanan di warung. Karena biasanya warung yg ramai justru memakai bahan yg aneh aneh. Untuk membuktikanya mungkin kita bisa coba beli soto di tempat yg ramai. Bagai anda yg punya jiwa investigatif cobalah aduk di bagian dasar kuah soto yg masih di panci besar. Jika beruntung maka anda akan menemukan benda yg aneh aneh. Mungkin celana panjang, masih untung celana panjang. Kalo semisal sepatu gimana? Ya tidak semua.

Fasilitas dan Produktifitas


Lengkapnya fasilitas tidak serta merta membuat orang produktif. Produktifitas terbangun karena dorongan yang kuat dari dalam. Atau lebih tepatnya ada sesuatu yang mengobsesi yang menjadi pemicu dari produktifitas itu sendiri.

Dulu, ketika tahun 90-an waktu itu saya masih di SMP, masih ingat betul bagaimana produktifnya membuat cerpen puisi dan ulasan tematik. Beberapa dimuat di KACA, KACA sendiri kepanjangan dari Gatotkaca yg merupakan suplemenya Skh Kedaulatan Rakyat Minggu waktu itu. Pada awal-awal di SLTA kegiatan menulis Cerpen dan artikel semakin intens. Ada keinginan dimuat di majalah ANEKA. Majalah ANEKA sendiri merupakan majalah CERPEN yang terbit 2 mingguan waktu itu. Keinginan yg kuat atau lebih tepatnya Obsesi itu muncul dipicu oleh cerpenya Donatus A Nugroho yang bagi saya Amazing. Ceritanya ringan dan renyah. 
Baik saya tidak akan bahas itu tapi saya akan cerita proses kereatifnya. Dulu tahun 90 mesin ketik masih jarang, apalagi komputer. Tapi karena ide kreatif itu sudah tak terbendung, bagaimana caraya bisa ngirim naskah. Maka kemudian semua naskah itu saya tulis tangan rapi dan kemudian saya minta bantuan untuk diketik di tukang ketik. Pake mesin ketik manual. Per lembar bayar 1500 rupiah. Biasayanya cerpen di ANEKA 5 lembar kwarto 1,5 spasi. Tak apa apalah. Karena honornya konon 150rb. Jumlah pastinya tdk tau karena blm pernah dimuat. Tapi saya tidak akan cerita itu, Saya hanya ingin sampaikan bahwa dengan semua keterbatasan sebetulnya kita bisa sangat kreatif. Tidak perlu perfeksionis dengan hutang sana, huteng sini demi fasilitas yang kadang tidak efektif.

Manajemen Masjid


Saya menjumpai begitu banyak buku-buku dari berbagai cabang ilmu. Ada ekonomi, hukum, bisnis dll. Namun sangat jarang sekali ditemui buku tentang 'Manajemen Masjid'. "Aneh dan lucu ya !?" Bagaimana mengelola dan mengatur masjid tidak hanya sebagai tempat beribadah tapi juga memiliki fungsi lain untuk kemakmuran dan kemaslahatan ummat. 

Selama ini begitu banyak masjid berdiri. Begitu masif pemerintah melalui Depag atau swadaya masyarakat berlomba-lomba dan berpacu demi berdirinya sebuah masjid. Sudah berapa puluh juta unit masjid dibangun namun kenyataanya masjid hanyalah sebagai bagian dari kelengkapan infrastruktur. Seharusnya eksistensi masjid adalah menjadi bagian dari solusi ummat. Masjid hadir sebagai telaganya rohani dari keringnya dan miskinnya implementasi religius dalam setiap aspek kehidupan. 
Sehingga sangat perlu dan mendesak untuk semua pemikir dan cerdik pande menyusun sebuah buku yang akan menjadi peta jalan sebuah organisasi masjid yang modern, menyatu bersama ummat, dan menjadi bagian hidup ummat. MANAJEMEN MASJID.

Rejeki


Rejeki itu sudah ada yg ngatur. Nyari rejeki gampang gampang susah. Sebetulnya gampang tapi susah. 


Begini....

Kalo semisal ingin mendapat penghasilan sehari 10rb rutin saja kelihatanya tidak susah. Kalo tidak percaya cobalah keluarkan meja di dalam rumah, jangan dijual mejanya tapi gunakan untuk menjual teh hangat atau teh panas. Nggak usah es teh ntar es nya mencair malah tekor. Cukup teh panas saja sama kopi hitam. Cukup itu dulu. Tidak usah aneh2. Seandainya tdk laku kan gula, teh sama kopinya masih belum expired dalam waktu dekat. Kuncinya adalah istiqomah maksudnya laku atau tidak laku harus stand by di dekat meja dan ga boleh jauh jauh dg gula, kopi n gelas. Jangan pas ada pembeli harus nyari nyari yg jual, teriak-teriak sampai seisi kampung denger pas ketemu ternyata lagi nyetrum ikan di kali. Intinya gini, dalam mencari rejeki itu g boleh malu. Namun demikian untuk wilayah tertentu harus tetap mewaspadai Pol Pepe. Terutama Jakarta, karena setiap saat ada penertiban. Kalo lengah bisa-bisa kita g sengaja ditali ama meja dan dibawa ke pusat penampungan benda-benda garukan.

mekanisme pasar

Ketika sistem ekonomi terbiar dalam irama kapitalis maka fungsi negara dalam hal ini tidak lebih sebagai penjaganya market mechanisme.

Begini...

Ketika agung podomoro nekat mereklamasi laut dengan segala kontroversinya, sesungguhnya negara bisa memberikan arahan untuk perijinanya dg pemilihan lokasi di luar jawa yg memang masih kosong. Kenapa itu tidak dilakukan? Pertama, negara tidak berdaya. Kedua, pertimbangan demand dan supplay sebagai variabel dasar market mechanisme tdk masuk. Kalo mbangunya diluar jawa siapa yg mw beli? Paling kancil ama katax. Sehingga boleh dikatakan inilah kapitalisme tsb. Negara tdk berdaya. Namun tdk boleh juga negara terlalu dominan. Nanti jadinya sistem komunis. Semuanya negara yg atur. Terpimpin. Ya di tengah tengah aja. Ekonomi kerakyatan.

Konektivitas Umat Islam

Umat islam membutuhkan seorang penghubung. Ya penghubung yg menghubungkan sekaligus menyatukan berbagai kelompok dan organisasi islam. Termasuk menghubungkan dengan gerakan islam politik. Begitu tercerai berainya umat Islam seperti buih yg tidak berdaya terbawa arus kesana kesini dan lenyap tak berbekas ketika melanda daratan. Peran dan fungsi penghubung adalah menyatukan, mengeratkan, mengkristalkan, sebagai katalis semua elemen Islam shg mampu bersinergi dan menjawab tantangan dan permasalahan umat.

Jangkar NKRI

ABRI, POLRI dan PNS merupakan jangkarnya NKRI. Presiden dan menteri boleh datang dan pergi. Bupati, Gubernur dan walikota boleh berganti. DPR/MPR bisa berganti setiap saat. Tapi ABRI, POLRI dan PNS akan tetap ada dalam setiap perjalanan bangsa. Oleh karenanya komponen ini harus istiqomah bersama amanah rakyat. Tidak boleh larut dalam intrik-intrik politik dan bangunan pencitraan yg diciptakan elit politik. Oknum pejabat politik boleh menginjak injak cita-cita negara dan harapan rakyat. Boleh mengingkari kepercayaan rakyat, boleh berlaku dzolim, tapi tiga komponen ini tdk boleh terperangkap di dalamnya. Biarkan urusan berebut kursi dan kekuasaan itu menjadi urusan elit tapi tidak untuk 3 komponen ini. Rakyat dan tiga komponen ini harus sinergi dan tdk boleh saling berhadap hadapan.

Seleksi Alam Parpol

Organisasi politik akan mengalami seleksi alam. Yg diminati rakyat akan eksis tapi yang terbukti menyakiti rakyat akan ditinggalkan. Kondisi internal parpol juga dinamis. Yg kuat berkompetisi dalam atmosfernya rivalitas akan tinggal, sebaliknya yg merasa sesek akan pergi dan kemungkinan bikin partai baru. Bikin partai mungkin gampang tapi membangun partai yg disukai rakyat susah. Karena sesungguhnya partai sejati itu adalah partai yg terlahir dari pecahnya air mata rakyat yg rindu pada pemimpin adil.

Pasar Tradisional


Pasar tradisional terbentuk dari demand dan supplay yang secara alamiah melembagakan dirinya dalam komunitas pasar tradisional. Pasar tradisional terbentuk dari proses sosio kultur yang panjang. Minat menjual, dan keinginan membeli dalam sebuah masyarakat dg cara yang unik. Kadang barter antar barang atau bahkan barter dg imbalan jasa. Itulah uniknya pasar tradisional. 

Pasar tradisional bisa hidup dalam habitat yg sesuai, seperti halnya manusia bisa hidup di bumi, tidak di mars atau bintang2 dilangit lainya. Habitat pasar tradisional bisa rusak oleh ekonomi liberal dan lifestyle yg merubah gaya berbelanja 180 derajat. Dan ini tidak bisa terelakkan. Era digital dan agrement dg WTO menjadikan pasar tradisional harus merevitalisasi dirinya. Menumbuhkan dan membangun pasar tradisional tdak cukup dg menyediakan lapak lapak yg begitu banyak di berbagai tempat, jutaan lapak dan pasar bisa saja dibangun, semua orang bisa saja memiliki lapak, tapi apakah itu cukup untuk menggerakan ekonomi dan meningkatkan turn over of money? Seberapa signifikan?

Pendidikan dan Kepemimpinan

Estafeta kepemimpinan nasional akan semakin berkualitas ketika mulai skrg kita memperbanyak persemaian insan berkarakter. Beberapa karakter tersebut diantaranya Jujur, bekerja keras, tau benar dan salah, berilmu dan yg paling penting tdk suka ngeles.
Sekolah diharapkan mampu menciptakan insan berkarakter sepanjang tdk terjebak pada administrasi akademik dan sekedar memenuhi target transfer materi yg itupun kadang juga tdk terpenuhi.
Mungkin solusinya perlu dibuat kurikulum baru yang eksplisit menyebutkan target pembangunan karakter. Salah satunya adalah kurikulum berbasis event. Sebetulnya ini sudah ada diantaranya melalui pesantren kilat, MOS dll. Tapi itu tdk masuk silabus. Harapanya event yg didesain tsb mampu menciptakan imprint yg akan selalu diingat anak anak.

Aksi dan Reaksi


Orang yg beriman itu seharusnya pandai bersyukur. Tidak boleh melihat keatas. Tidak boleh menuntut ini itu terlalau banyak. 

Misalnya ...
Kita di kasih rejeki sehari 10rb. Ya harus disyukuri, dari pada tidak?
Contoh lagi...
Kemarin ada aksi demo dan berujung vandalisme di papan nama kantor KPK. Ya harus di syukuri, untung hanya dicoret-coret, seandainya gedungnya habis di bakar karena digeruduk anak HMI dari semua cabang dan komisariat ? Pastilah kerugianya lebih besar. Jadi apapun itu mestinya kita semua bisa bersyukur. Lagi pula demo tersebut ada pemicunya, kebetulan ketua KPK orang yg bernama Saut tidak mampu mengendalikan libido lidahnya. Dan itu sangat menyakiti anak-anak HMI yg seolah di palu godam dengan stigma buruk. Padahal mereka adalah generasi penerus yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan nasional dan menjaga keutuhan eksistensi bangsa. Ada aksi ada reaksi.

Kendaraan Berkuasa


Kekuasaan harus punya kendaraan. Kendaraan berkuasa salah satunya ideologi. Terjadi pemerkosaan pada ideologi-ideologi dunia. Komunisme menjadi ideologi yg paling banyak diperkosa oleh penganutnya. Ideologi yg sudah basi dan tidak laku karena terbukti gagal menjawab permasalahan fundamental rakyat, dipaksa eksis dengan dengan infus dan berbagai alat bantu. Di banyak negara kehadiran Partai politik, Militer, Media massa, menjadi alatnya gerakan komunis. Melalui pola infiltrasi dari sel ke sel bergerak seperti hantu. Tidak terlihat tapi nyata. 

Di bidang ekonomi penganut komunisme menjual isu kemiskinan, Ada masyarakat miskin kota, ada kelompok miskin pinggiran. Kemiskinan justru di piara. Karena di sinilah basis masa dari komunisme. Kemiskinan adalah simbol teraniaya dan ini menjadi bahan bakar yg efektif. Itulah mengapa gerakan komunsme di seluruh dunia selalu diwarnai dengan aksi berdarah-darah. Simbul keteraniayaan sebagai orang miskin dirubah menjadi dendam kesumat untuk menghabisi semua musuh politiknya. Jika dalam suatu negara tidak ada orang miskin, maka di situ komunisme tidak bisa tumbuh. 
Syarat untuk tanaman bisa tumbuh hanya dua, pertama, ada bibitnya, kedua, ada media tanamnya. Bukan semata-mata ideologinya yg berbahaya, tapi nafsu berkuasa orang yg menunggang kendaraan ideologi untuk berkuasa. Karena sekali lagi, kekuasaan butuh kendaraan. wkwkwkwkwk

Kepemimpinan Islam


Bagaimana dengan kepemimpinan Islam ? KHILAFAH ISLAMIAH. Menurut saya sebuah kepemimpinan tidak harus dibingkai dalam sebuah negara. Kepemimpinan memiliki arti yg sangat luas. Kepemimpinan bisa diartikan sebagai sebuah konsensus bersama yg bertujuan mulia. Sebuah kepemimpinan idealnya membuat lebih baik. Membuat lebih damai,membuat lebih aman, membuat lebih sejahtera, membuat lebih nyaman, lebih mudah, dan karena kepemimpinan Islam maka harus membuat lebih diridhoi Tuhan. Kepemimpinan Islam seperti konsepnya ISIS jelas bukan model kepemimpinan Islam yg ideal. Hadir dg pemaksaan, intimidasi, dan kerusakan. 

Sekali lagi kepemimpinan Islam tidaklah harus diwadahi dalam sebuah negara, dan kepemimpinan Islam ini bisa dimainkan oleh organisasi Islam Internasional semacam OKI dll yg membangun sinergi seluruh umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu dan saling membantu dalam koordinasi yg jelas. Inilah saya kira NEO KHILAFAH ISLAMIAH yg mendekati ideal.

Inspirasi Lagu

Banyak lagu yg dicipta tapi tidak dihayati. Mungkin lagu bukanlah media efektif untuk menyampaikan pesan. Antara isi lagu dan kenyataan penyanyinya tdk sejalan.
Begini...

Ketika seseorang mendengarkan apalagi menyanyikan lagu seharusnya itu menjadi inspirasi apalagi jika pesan yg terkandung dalam lagu itu bagus. Pernah dengar lagu OPLOSAN? Nah, di dalam lagu itu terkandung banyak sekali pesan yg baik-baik. Misalnya dalam sebuah lirik, "tutupen botolmu tutupen oplosanmu dst...opo ora eman nyawamu opo ora eman duitmu dst..." Nah lagu yg penuh pesan moral ini seharusnya membuat orang jadi sadar tapi kenyataanya lagu ini justru menjadi original soundtrack, backing sound, dan montase dalam setiap ritual mabuk oplosan. Paradoksnya adalah orang mati keracunan oplosan sambil nyanyi lagu oplosan.

Ketertiban sosial


Ketertiban sosial sebagai indikator pemerintah yg berwibawa nampaknya terkikis oleh serentetan kasus demi kasus. Mulai kasus amoral, penganiayaan, dan kegiatan aksi teror lainya. Hukum dan perundangan yg ada nampaknya tidak lagi menakutkan dan angker. Dengan senaknya orang-orang bertindak melawan hukum. Apakah memang kerusakan mental itu sudah sedemikian parah. Seharusnya semakin hari dan semakin kesini ada perbaikan perilaku dan sikap sebagai bangsa yg beradab. Tapi kenyataanya, semakin hari frekuensi kejahatan makin masif. Modus dan motif semakin bervareasi. Memang betul bahwa tidak mungkin aparat menjagai setiap orang setiap manusia. Memang betul bahwa kejahatan bisa saja menimpa siapa saja kapan saja. Tapi paling tidak ada langkah-langkah meminimalisir kejahatan yg sudah sedemikian masif dan dilakukan anak-anak dan remaja. 

Kita mengalami kerusakan permanen pada generasi kita. Bisa jadi ini diakibatkan sedemikian banyak tayangan sinetron dan mini seri yang menguras dan mengeksploitasi emosi. Bisa jadi ini akibat vulgarnya tayangan video di internet yg begitu ekstrem. Kalo tidak tontonan sadis ya porno. Atau pengaruh makanan pabrikan termasuk bumbu pabrikan yg menyebabkan disorientasi saraf. Begitu banyak penyebab yg harus dibuktikan dengan riset empiris.

Kesejahteraan


Bicara kesejahteraan negara tidak bisa dipisahkan dari jenis aktivitas perdagangannya. Analogi sederhana adalah dalam rumah tangga saja, bagaimana mungkin ada peningkatan kesejahteraan yg signifikan jika aktifitas ekonomi hanya berputar dalam lingkaran keluarga tersebut. Bapaknya atau ibunya jual bakso, pembeli atau konsumenya anak-anaknya. Para tetangga pada g mau beli. Keadaan ini persis dialami oleh negeri kita. Pemerintah melalui BUMN jual komoditinya, yg jadi konsumen hampir seluruhnya rakyatnya sendiri. Misalnya, PLN jualan energi, yg beli rakyatnya sendiri. Atau PT Telkom jualan jasa telekomunikasi, pelangganya semua rakyatnya sendiri. Giliran perusahaan udah mulai bagus-bagusnya dijual ke asing. 

Tidak hanya BUMN tapi di di sektor swasta pun hampir semua perusahaan masih mengandalkan konsumen dalam negeri. Hanya beberapa perusahaan yg mampu berkiprah dalam perdagangan internasional, tapi sayang rata-rata perusahaan tersebut status kepemilikanya adalah perusahaan asing, meskipun sumberdaya alamnya tetap di eksploitasi dari bumi kita. Contoh Aqua

Brutalisme dan Sadisme

Beberapa catatan yg menurut saya mendesak untuk menjawab gejala sosial yg aneh yaitu aksi brutalisme dan sadisme, yaitu :
1. Pembatasan akses internet, dalam hal ini adalah pembatasan dari aspek konektifitas perangkatnya maupun luasan penggunanya. Begini .... Perangkat apapun ketika disuapin pulsa maka dia bisa melakukan apa saja. Mulai download lagu, film baik yg porno atau yg sadis dll. gambar, dan bahkan anak usia dua tahun dengan kemudahan touchscreen maka dia bisa buka apapun. Termasuk film sadis, brutal, dan kejam, baik yg berobyek manusia maupun hewan. Internet hanya boleh digunakan untuk kepentingan di institusi bisnis maupun pemerintah itupun dengan berbagai pembatasan. Ini bagian KERJAnya Menkominfo
2. Atur peredaran HP dan tablet yg dari china itu, yg terbukti karena benda itu maka kebrutalan dan sadisme sukses di transformasi di benak dan otak anak-anak kita. Kalo tidak percaya cobalah jujur, jika kita seorang orang tua apakah pernah menjumpai anak mengalami shock luar biasa karena ketidak sengajaanya menonton film sadis yg tersimpan di galeri dari kiriman WA ? Jika iya maka anak tersebut butuh recovery dan penyembuhan. Ini bagian Kerjanya Menteri Perdagangan.
3. Blokir semua situs penyebar pornografi dan kekerasan, terapkan UU anti pornografi dan pornoaksi dg sebaik-baiknya. Dan untuk melindungi anak-anak kita dari korban kejahatan adalah dengan memberlakukan jerat hukum maksimal. Hukumnya ada, hakimnya ada, jaksanya ada, tinggal mau apa tidak.

Hanya Pada Tuhan

"Bersandarlah hanya pada Tuhan !" Kata ini kelihatan sepele bahkan teramat klise dan sering kita dengar. Orang tua sering menasehati ini, pak kyai sering menasehati ini, guru sering menasehati ini, dan semua orang menasehati seperti itu.
Meskipun saya tdk berasal dari dunia hitam, saya akan sedikit berbagi tentang sebuah filosofi yg berlaku di kalangan preman dan orang-orang yg berkecimpung di dunia hitam. Mungkin ini akan merubah paradigma anda dalam memandang hidup, sekaligus merubah perspektif anda tentang makna gedibalisme yaitu "Jangan bersandar dengan orang yg masih lapar, karena kalo ada makanan datang maka sebelum orang tempat kita bersandar itu makan dulu sampai kenyang sekenyang-kenyangnya mustahil kita dapat bagian."
Semoga ini menginspirasi dan menjadi virus yg menyebar kemana-mana sehingga kita paham makna sesungguhnya, apa itu persahabatan dan apa itu penghianatan.
wkwkwkwkwk

Masjid 1 T


Tentang pembangunan masjid yg berbiaya 1 triliun itu menurut saya tetap lanjutkan saja. Setiap era harus punya warisan. Setiap jaman harus punya peninggalan. Jika nanti tiba waktu akan datangnya tanda jaman yaitu kemunculan dajal, maka setidaknya kita masih akan mengingat Islam pernah jaya di sini. 

Adalah sangat konyol ketika kemudian membuat pengandaian, seandainya biaya 1 T itu buat bikin got atau gorong-gorong tentu akan lebih bermanfaat terutama mencegah banjir. Atau lagi seandainya 1 T itu digunakan untuk menyantuni orang miskin melalui BANSOS tentu mereka akan kenyang dan metabolisme tubuhnya lancar. Ada lagi yg ngomong, "Tuhan tidak butuh rumah seharga 1 T". Dan beribu pengandaian lainya. Dalam hati kecil kemudian saya bertanya, Apa ya tidak ada anggaran sama sekali untuk memenuhi semua pengandaian di atas sehingga semua-muanya harus dicowok dari dana pembangunan masjid tersebut. 
Seandainya, saya berandai-andai, seandainya masjid itu jadi berdiri maka kemudian tinggal memikirkan bagaimana mengelolanya melalui manajemen masjid yg modern, sehingga mampu mengisi kesepian spiritual dari anak-anak muda kita.

Nuansa Kampung

Tidak semuanya bisa dibeli dg uang. Salah satunya nuansa perkampungan yg dibalut dg adat istiadat, kEbudayaan dg kekhasan ragam perilaku masyarakatnya. Itulah kAmpung hAlaman. Tempat dimana dulu kita lAhir besAr dan pertAma kali mengenal komunitas sosial. Ya, sebuah komunitas yg relatif steril dari intrik-intrik, tipu daya dan muslihat. Kadang kita ini kejam juga. Menikmati kesederhanaan atau lebih tepatnya kemiskinan masyarakat kampung hanya untuk menegaskan bahwa kita lebih baik. Ya kalo mereka semuanya kaya, punya jet pribadi semua lantas apa yg bisa kita nikmati? Yg ada malah kita yg dinikmati. Karena sesungguhnya bangsa ini susah melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah.

Mimpi Pemimpin

Pemimpin besar harus berpikir besar. Tapi jangan terlalu besar dan muluk, nanti jadinya nggambleh. Tapi juga jangan terlalu kecil, sempit dan picik. Yang proporsional. Proporsinya ketua RT seperti apa, ketua RW seperti apa, Dukuh, lurah, camat dst. Jika cara berpikir model piramida terbalik yaitu jungkir balik maka bisa jadi banyak pekerjaan yang justru terbegkalai. Yang urgent, dan menyangkut kepentingan yg lebih luas bisa terabaikan. Idealnya yg besar dan penting didahulukan baru setelah itu bermain-main dengan yang kecil-kecil. Misalnya, seorang Pak lurah bukan proporsinya untuk mendukir-dukir sampah di perkampungan penduduk. Karena itu sudah ada proporsinya sendiri-sendiri. Tinggal bagaimana pak lurah berpikir membuat sistem yg baik agar persampahan teratasi.

Hari Pertama Sekolah


Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Mungkin bagi sebagian anak tidak ada yg istimewa. Hanya sekolah. Entah saya harus senang atau sedih ketika sekolah dianggap sebagai sesuatu yg biasa. Hanya sekolah. 


33 tahun yang lalu untuk pertama kalinya saya mengenal bangku sekolah. Sebuah SD pelosok yg menggerakan pendidikan dengan berbekal semangat baja para guru dan muridnya.Sepatu merupakan barang mewah. Tidak ada baju seragam. Hanya seragam pramuka sama seragam merah putih. Itu terus. Kadang atasanya pake pramuka celananya pake celana merahnya. Tapi memang waktu itu banyak sekali permakluman. Untuk masalah seragam dan atribut tidak jadi soal.
Meskipun minim fasilitas tapi jangan tanya semangat belajar para murid-muridnya. Ada waktu itu kelompok belajar. Beranggotakan 5 sampai 8 orang. Kami belajar dengan cara berpindah-pindah bergiliran. Maka dari itu untuk urusan akademik kami boleh di adu dengan siswa yg ada di kota-kota. Ada satu teman kami yg menonjol. Matematikanya bagus, bahasa Indonesianya bagus. membacanya bagus karena hobinya memang membaca. Dan yg saya tidak lupa untuk ukuran anak SD tulisanya sangat bagus. Dari kelas satu sampai kelas 6 selalu ranking 1 saya ranking 2. Hanya waktu EBTANAS itu sebutan untuk UN saya yg ranking 1. Entah keberuntungan atau apa. Tidak taulah. 
Setalah pasca kelulusan, teman saya yg juara itu tidak melanjutkan ke sekolah yg lebih tinggi yaitu SMP. Ada banyak sebab. Alasan biaya sekolah di SMP mahal. Pendidikan SMP merupakan sesuatu yg sangat mewah, ingin membantu orang tua, faktor budaya yg memang waktu itu banyak yg tdk melanjutkan ke SMP.
beberapa bulan setelah itu aku berkunjung ke rumah temanku, karena kami memang satu kelompok belajar. Dan ternyata masih seperti dulu. Buku-buku tulis masih tertata sangat rapi. pensil dan ballpoint dijadikan satu dalam gelas minum, tas yang biasa untuk ke sekolah juga masih tercentel di dinding anyaman bambu. Sepatu yg begitu rupa dirawat selama ini ditaruh rapi di bawah dipan tidur untuk entah sampai kapan. Saya tidak sempat buka lemari kalo lemarinya kebuka kemungkinan di sana banyak tumpukan uang US Dollar hehehe....
Itulah, Harus ada pemerataan pendidikan dan kemudahan akses pendidikan. Pendidikan untuk semua. Tidak boleh ada anak bangsa tidak sekolah karena alasan mahal. Tidak boleh ada anak bangsa yg terpaksa memupus cita-citanya yg begitu mulia hanya karena tdk punya uang.

Otak Kudeta


Otak dan pelaku kudeta tidaklah harus seorang Panglima Tentara. Sejarah banyak mencatat bagaimana kudeta digerakan oleh perwira menengah kebawah. Ambil contoh di Thailand saat kudeta pedana menteri saat itu yang ternyata tidak dilakukan oleh Pimpinan militer jenderal Sonthi Boonyaratkalin tapi justru oleh para perwira menengahnya. Di Madagaskar kudeta tahun 2009 dilakukan oleh seorang disc jockey (DJ) dan tukang bikin EO kelahiran 30 Mei 1974, Di Mali pada 22 Maret 2012 kudeta justru dilakukan oleh Kapten Amadou Sanogo yg kemudian langsung naik pagkat jadi jenderal. 

Jadi bukan tingginya pangkat dan besarnya kewenangan yang menentukan pengaruh kudeta. Tapi siapa yang ahli kasak kusuk dan gosip itulah yang lebih berbahaya. Yang punya strategi dan konsep untuk pembagian kekuasaan secara proporsional itulah yang berbahaya. Intinya bagaimana jabatan itu dibagi adil.