Kenapa Kemiskinan ? kenapa tidak ada seninkinan atau setukinan ? Jika di otak atik memang jadinya sangat gathuk. Ternyata benar adanya bahwa kemiskinan di Indonesia menurun. Maksudnya menurun dari orang tuanya ke anaknya.
Jika kemudian dijalanan terlihat banyak orang berkelahi berebut sesuap nasi, tidak bisa serta merta menuduh mereka biang onar. Boleh jadi karena memang sempitnya lapangan kerja. Jika banyak anak muda yang terperangkap kelompok ekstrim berjibaku dengan berbagai konflik di Timur tengah, bisa jadi karena pencaharian di Indonesia kurang memadai, sementara bayi-bayi mereka butuh gizi yang baik.
Untuk mendapatkan hikmah tidaklah perlu jauh-jauh pergi ke eropa atau amerika atau bahkan antartika. Disekitar tempat tinggal kita yang begitu dekat ini sebuah pembelajaran dan hikmah sangat mudah di dapat. Tanpa kita sadari di sekeliling kita begitu banyak masyarakat pribumi yang terpaksa terlempar dari hedonisme dan glamournya dunia. Mereka tersungkur di pojok-pojok peradaban bangsa sendiri dalam ruang-ruang pengap dan gelap. Dan lagi-lagi yang menjadi korban adalah bayi-bayi yang umurnya saja belum genap 1 tahun. Bayi yang seharusnya mendapat cukup oksigen dan udara bersih harus menerima apa adanya dengan segala keterbatasan. Berjibaku dengan kebisingan, polusi atau tempat tinggal yang tidaklah layak. Usia emas yang seharusnya mendapat cukup gizi dan nutrisi harus menerima apa adanya keadaan ada.
Sementara penguasa hanya asyik dalam strategi politik kekuasaan. Rumah-rumah singgah yang diharapkan menjadi malaikat penolong pun kadang justru menjadikan anak singgah sebagai komoditi dan obyek eksploitasi. Tidakkah terpikir untuk melakukan search and rescue generasi penerus ini dengan upaya-upaya yang lebih baik. Ayo mari selamatkan balita-balita di Indonesia. Mereka generasi penerus kita. Jangan biarkan dalam keterbelakangan, kebodohan, dan kkurang gizi.






0 komentar:
Posting Komentar