Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Mungkin bagi sebagian anak tidak ada yg istimewa. Hanya sekolah. Entah saya harus senang atau sedih ketika sekolah dianggap sebagai sesuatu yg biasa. Hanya sekolah.
33 tahun yang lalu untuk pertama kalinya saya mengenal bangku sekolah. Sebuah SD pelosok yg menggerakan pendidikan dengan berbekal semangat baja para guru dan muridnya.Sepatu merupakan barang mewah. Tidak ada baju seragam. Hanya seragam pramuka sama seragam merah putih. Itu terus. Kadang atasanya pake pramuka celananya pake celana merahnya. Tapi memang waktu itu banyak sekali permakluman. Untuk masalah seragam dan atribut tidak jadi soal.
Meskipun minim fasilitas tapi jangan tanya semangat belajar para murid-muridnya. Ada waktu itu kelompok belajar. Beranggotakan 5 sampai 8 orang. Kami belajar dengan cara berpindah-pindah bergiliran. Maka dari itu untuk urusan akademik kami boleh di adu dengan siswa yg ada di kota-kota. Ada satu teman kami yg menonjol. Matematikanya bagus, bahasa Indonesianya bagus. membacanya bagus karena hobinya memang membaca. Dan yg saya tidak lupa untuk ukuran anak SD tulisanya sangat bagus. Dari kelas satu sampai kelas 6 selalu ranking 1 saya ranking 2. Hanya waktu EBTANAS itu sebutan untuk UN saya yg ranking 1. Entah keberuntungan atau apa. Tidak taulah.
Setalah pasca kelulusan, teman saya yg juara itu tidak melanjutkan ke sekolah yg lebih tinggi yaitu SMP. Ada banyak sebab. Alasan biaya sekolah di SMP mahal. Pendidikan SMP merupakan sesuatu yg sangat mewah, ingin membantu orang tua, faktor budaya yg memang waktu itu banyak yg tdk melanjutkan ke SMP.
beberapa bulan setelah itu aku berkunjung ke rumah temanku, karena kami memang satu kelompok belajar. Dan ternyata masih seperti dulu. Buku-buku tulis masih tertata sangat rapi. pensil dan ballpoint dijadikan satu dalam gelas minum, tas yang biasa untuk ke sekolah juga masih tercentel di dinding anyaman bambu. Sepatu yg begitu rupa dirawat selama ini ditaruh rapi di bawah dipan tidur untuk entah sampai kapan. Saya tidak sempat buka lemari kalo lemarinya kebuka kemungkinan di sana banyak tumpukan uang US Dollar hehehe....
Itulah, Harus ada pemerataan pendidikan dan kemudahan akses pendidikan. Pendidikan untuk semua. Tidak boleh ada anak bangsa tidak sekolah karena alasan mahal. Tidak boleh ada anak bangsa yg terpaksa memupus cita-citanya yg begitu mulia hanya karena tdk punya uang.






0 komentar:
Posting Komentar